Ada banyak sekali mitos mengenai seks yang beredar. Hal itu wajar. Yang tidak wajar, banyak orang mempercayainya tanpa berusaha mencari faktanya. Kami mengungkap beberapa mitos seks yang selama ini telah menipu banyak orang, khususnya kaum pria.
10. Seks yang hebat merupakan hal yang alamiah
Jangan terlalu percaya dengan film romantis yang Anda tonton. Sangat jarang ada pria dan wanita yang baru pertama kali bertemu kemudian melakukan hubunganintim dan mereka melakukan seks yang luar biasa.
Di dunia nyata tidaklah semudah itu. Tubuh dan pikiran manusia tidak selalu bisa diatur seperti itu, apalagi jika baru pertama kali bertemu. Komunikasi yang baik adalah kunci dari seks yang hebat.
Komunikasi juga merupakan salah satu cara untuk meyakinkan pasangan yang baru pertama kali kita temui untuk melakukan teknik atau posisi yang dapat saling memuaskan satu sama lain.
Memang berbicara berlebihan saat berhubungan seks rasanya sedikit mengganggu, tapi jika Anda tahu hal yang tepat untuk dibicarakan, hasilnya akan sangat menguntungkan Anda.
9. Masturbasi tidak memiliki efek samping
Meskipun secara ilmiah masturbasi tidak menimbulkan berbahaya bagi tubuh, namun masturbasi memiliki efek psikologis. Prof.DR.Dr. Wimpie Pangkahila Sp. And., dokter ahli Andrologi dan Seksologi mengatakan ada hubungan antara masturbasi dengan ejakulasi dini.
"Jika pada waktu remaja, pria sering melakukan mastusbasi, kemungkinan besar pada saat dia memiliki istri, dia akan mengalami ejakulasi dini," ungkap Dr. Wimpie. "Namun hal tersebut bukanlah satu-satunya penyebab terjadinya ejakulasi dini. Karena ada juga pria yang tidak sering melakukan mastusbasi di masa remajanya, tetap mengalami ejakulasi dini."
8. Seks dengan kondom 100 persen aman
Banyak orang berpikir jika menggunakan kondom, 100 persen dapat mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual. Ternyata beberapa hasil penelitian berkata sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan oleh Carey dari Division of Physical Sciences, Rockville, Maryland, USA pada 1992 lalu menemukan fakta bahwa virus HIV dapat menembus kondom. Dari 89 kondom yang diperiksa (yang beredar di pasaran) ternyata 29 buah mengalami kebocoran, atau dengan kata lain, tingkat kebocoran kondom hampir mencapai 30 persen.
Hal serupa juga dilontarkan oleh Direktur Jenderal WHO, Hiroshi Nakajima, pada tahun 1993 lalu, bahwa efektivitas kondom diragukan. J Mann dari Harvard AIDS Institute pada tahun 1995 membenarkan fakta di atas. Dia menyatakan bahwa tingkat keamanan kondom hanya 70 persen.
Kenyataan ini semakin diperkuat ketika dua bintang film porno Amerika, Darren James dan Lara Roxx, dinyatakan positif mengidap HIV meski keduanya selalu menggunakan kondom.
7. Obat kuat adalah jawaban
Banyak orang berpikir menggunakan obat-obatan seperti viagra dapat memperbaiki perfoma seks, namun pada kenyataannya hal ini tidak efektif dan hasilnya tidak sama pada setiap orang.
Obat-obatan seperti itu hanyalah untuk memperbaiki sementara waktu dan hanya dapat digunakan untuk para pria yang tidak memiliki penyakit darah tinggi atau diabetes. Karena jika obat ini dikonsumsi bersama dengan obat darah tinggi atau diabetes dapat menimbulkan komplikasi serius.
6. Ukuran adalah segalanya
Meskipun mayoritas pria membanggakan ukuran penisnya yang panjang, namun fakta mengatakan ukuran bukanlah barometer dari kejantanan dan kenikmatan seks. Semua orang yang memiliki pengalaman seks pasti tahu sekali mengenai hal ini.
Dan mitos lainnya, banyak orang mengatakan ukuran penis pria sama dengan panjang ukuran telapak tangan atau telapak kaki. Itu sama sekali tidak benar.
5. Dilarang melakukan seks sebelum bertanding
Sebuah hal umum jika pelatih olahraga melarang atletnya melakukan seks sebelum pertandingan besar. Bahkan beberapa pelatih melarang atletnya melakukan seks seminggu sebelum hari pertandingan.
Sebuah hasil riset dari College of St. Scholastica di Duluth, Minnesotta, Amerika Serikat menyatakan pria menunjukkan performa yang baik dalam tes ketahanan treadmill di pagi hari usai berhubungan seks malam harinya.
Hasil tes ini dinyatakan sama baiknya dengan ketika pria tersebut tidak melakukan seks pada malam harinya. Namun satu hal yang perlu digarisbawahi, efek psikologis dari seks menjelang pertandingan belum diteliti.
Meskipun beberapa atlet mungkin tidak terpengaruh sama sekali oleh aktivitas seksual, namun para ahli olahraga menyebutkan bahwa hubungan seks sebelum pertandingan berpotensi mempengaruhi konsentrasi para atlet.
4. Oral seks lebih aman dari anal seks dan vaginal seks
Tidak dipungkiri oral seks memberikan sensasi tersendiri bagi pria. Namun dalam oral seks tetap terjadi pertukaran cairan tubuh, yang berarti hal tersebut memungkinkan penularan penyakit. Pikirkan sekali lagi saat melakukan oral seks bukan dengan pasangan Anda.
3. Alkohol meningkatkan performa seks
Minuman keras sering kali dianggap sebagai pembangkit gairah. Hal ini membuat banyak pria seringkali meminum alkohol berlebihan karena berpikir hal ini dapat memperbaiki performa seksnya.
Namun riset membuktikan hal yang berbeda. Memang benar alkohol dapat membangkitkan gairah, jika hanya diminum tidak lebih dari dua gelas kecil. Jika diminum berlebihan, alkohol justru menjadi penghambat aktivitas seksual, karena alkohol juga dikenal sebagai depresan yang secara negatif dapat mempengaruhi respon seksual Anda.
2. Ejakulasi dini tidak menyerang orang dewasa
Beberapa remaja pria mengalami ejakulasi dini saat menuju pria dewasa, namun banyak pria justru mengalami hal ini di usianya yang sudah berkepala.
Sebuah survei mengatakan ejakulasi dini terbanyak dialami oleh pria yang berusia 30 tahun ke atas. Hal tersebut seringkali disebabkan oleh kondisi jantung yang tidak baik, mengalami depresi, dan gelisah yang berlebihan.
1. Jika 'dibuang di luar' dapat menghindari kehamilan
Jurus 'buang di luar' ini sering juga disebut sebagai metoda ritmik, di mana sebenarnya metoda ini justru berpotensi untuk membuat wanita hamil. Faktanya, satu dari lima pasangan yang menggunakan metoda ini berakhir dengan hamil.
Para pria tidak selalu tahu kapan waktunya cairan sperma keluar. Sebelum orgasme, sering kali cairan sperma itu sudah keluar terlebih dahulu meski dalam jumlah sedikit. Itu cukup untuk membuat wanita hamil. (ins)